21.4.11

# 37

Hei,
Kamu tidak diajarkan untuk merasa bersalah!
Angkat dagumu, dan jalan berderak.

5.4.11

Kepada :

Si pria kecil


Hai pria kecil,
Pasti dirimu habis diajak jalan-jalan mengelilingi pantai seharian ini ya?
Terlihat kau sampai lupa membuka sepatumu yang penuh pasir ketika kau mengarungi mimpi.
Tubuhmu yang mulai berat membuatnya tergopoh-gopoh menggendongmu hingga mobil..
Tapi tak apa,
kupikir ini adalah saat terbaikmu menyusuri waktu bersama mereka.
Dan ini adalah saat terbaik mereka karena memilikimu.

Lalu, apa saja yang kaulakukan tadi di pantai ?
Apakah kau mengikuti saranku untuk mencari yuyu? Lalu bekal apa saja yang mereka bawa untukmu? Apakah mereka sering berecengkrama sembari mengawasimu bermain ombak? Atau malah lebih sering berdebat? Mereka terlihat lucu dari tempat aku melihatnya. Mereka terlihat semakin bulat dan gempal..
Tapi aku mengerti kalau kau tidak ingin menjawab pertanyaanku. Mungkin kau belum terlalu peduli dengan hal yang remeh-temeh seperti itu. Kamu terlalu bahagia dengan deburan ombak di pantai padang pasir.. Berenang kesana kemari.. Menjadi ikan.. Menjadi rumput laut..
Menjadi buih..
Yang meresap ke semak-semak pori pasir..
Tapi, eh,
Dimana kamu sekarang?

Kamu memang anak nakal.
Pria kecil yang nakal.
Kamu membuat panik mereka.
Aku mendengar mereka panik memanggil dirimu..
"Hei,, dimana kamu?!"
"Dimana kamu pria kecil?"
"Keluarlah! Dimana kamu??"
Hingga nafas mereka memendek dan berdesis..
"Dimana kamu nanti, pria kecil..."

Dimana kamu nanti?

...................................

Tetapi, dimanapun kamu,
Bisa atau tidak orang lain melihatmu,
Aku tahu kamu bahagia dan tenang.
Setenang pria kecil yang tertidur di jok belakang VW Safari.
Dia tahu dirinya pasti akan dibopong ke kamarnya.