26.7.10

# 32

aku akan menemuiMu segera dengan segala kegagapanku.. maukah Kau menerimaku lagi?

# 31

kita dianugrahi dua kaki
maka berdirilah sendiri

24.7.10

Lalu menurutmu..
siapa yang akan lumpuh ketika melihatmu terkapar?
siapa yang akan tersayat ketika mendengarmu terbatuk?
siapa yang akan merana ketika merasakan sakitmu?
..
..
..

Aku.

semangkuk pasir di tangan

kamu bangunkan aku dari tidur
menyambungkan alisku dengan pinsil-pinsil hitam
selimut sudah menerjang lantai
tidak ada yang berlebihan hari ini..
sederhana seperti endusan pada tanah basah yang sangat gembur
gelas yang kutaruh semalam masih pada tempatnya
mengambang semut hitam yang padam
rahimku menginginkan pantai
pantai dimana hanya ada kita dan seorang pemancing muda yang sabar
yang mengembara sehabis bermain tenis di kampung seberang
iris mataku dipenuhi persegi transparan ketika melihat ombak-ombak horison
sementara kamu sibuk mengejar yuyu yang mengais rumahnya
mobil tua dan bunga kering yang tergantung di spion dalam diam menanti tuannya
sembari ikut menikmati embun yang jatuh dari pohon kaca
pagi yang sangat hangat pada lintasan nol derajat celcius
pagi yang hanya tercipta dari garis merah tanganmu
'selamat pagi, han..'

# 30

Lihat... Lalu kembali lupa...

7.7.10

Sesak dengan Ketiadaan

Seseorang yang kukenal, tidak mempunyai impian.
Tidak bisa bermimpi. Dan hanya menjawab jalani saja yang ada.
Aku meninggalkannya karena itu. Aku meninggalkannya karena dia tidak bisa membual. Tidak bisa memuaskanku dengan kata-kata yang ingin aku dengar.

Dia adalah rumah yang penuh sesak dengan ketiadaan. Hingga dia tidak mau menambahkan dirinya dengan omong kosong tentang impian harapan dan perandaian.

Dia adalah rumah yang penuh sesak dengan ketidakpercayaan. Hingga dia berhati-hati agar tidak terluka terlalu dalam dengan nafas-nafas imaji yang nihil.

Dia adalah rumah yang sempat kutinggali dan sekarang kutinggalkan. Aku meninggalkannya secara mendadak dan berlari dengan mimpi-mimpiku.
Mimpi yang menculikku darinya.

.....

Sekarang aku tahu kenapa dia tidak bisa bermimpi.
Karena mimpilah yang merebut segalanya dari tangannya.
Mengkosongkan rumahnya.

# 29

Burung walet dalam jubah-jubah benteng merah




sevilla

# 28

i want to erase my name



6.6.10
(di dalam selimut terlelap)

6.7.10

welcome everybody

Kondisi rumah yang paling terbuka bagi siapapun adalah ketika penghuninya berpulang.




6.7.10
Teras A.T Mahmud