30.3.12

"Dia menciptakanku dan menciptakan apa yang kuperbuat."


Jika itu memang benar adanya, apakah ketakutan ini nyata?
Inilah tubuh dan darahku, tetapi bagaimanapun tetap milikmu.
Karena kau hanya memunculkan apa yang dikehendaki.
Dan jika benar kau menghendaki maka kau akan memberikan petunjuk akan semua jalan.
Begitupula sebaliknya.
Jika kau tidak menghendaki, maka akan selamanya kau tutup mata dan telinga ini.
Menjauhkan apapun yang murni.
Yang berasal dari hati.

Kepada yang menyelubungiku,
apakah engkau pun yang menciptakan apa yang kupikirkan?
Dan yang kupikirkan selama ini adalah
keberadaan
Dimana aku
dan dimana kamu
Dimana seharusnya aku berada, dan
Dimana sebaiknya kita bersatu

Dan setelah itu
pertanyaanku adalah
Bagaimana caranya?

Tidaklah akan berubah keadaan seseorang, sampai dia merubah keadaan yang ada pada dirinya sendiri.
tetapi mintalah, maka diberikan kepadamu
carilah, maka kau akan mendapat
ketuklah, maka pintu terbuka

karena yang meminta akan menerima
yang mencari akan mendapat
yang mengetuk akan dibukakan

Takdir adalah

28.3.12

Rumah Oker

Wah, kamu dibelikan rumah ya sama ibumu.
Rumah tua yang apik sepertinya. Aku langsung kerasa ketika kamu menunjukan dua foto kepadaku. Yang pertama foto jendela dari dalam rumah. Teralisnya berbentuk wajik dari besi putih. Cahaya matahari pagi yang terang namun tidak menyilaukan membangun suasana yang hangat. Yang kedua adalah foto ubin kuno. Berwarna oker dengan motif coklat.
Walaupun menurut pendapatku kamu kurang cocok dengan nuansa rumah seperti itu, tapi aku melihat kamu sangat senang. Jadi ya tak ada masalah.

Aku berada dirumah itu, disuatu ruang bersama kamu dan 4 orang saudaramu.
Di sebelah kiri, ada sebuah tempat cuci piring, disanalah aku berada selama itu. Mencuci piring sambil menguping, memperhatikan dan bergumam dalam hati. Aku mengamati wajah-wajah saudaramu sambil menebak yang mana kakak lelakimu, yang mana yang bukan. Awal-awalnya tebakanku salah, tapi akhirnya aku menemukannya. Salah satu saudara yang lain agak kurus,terdapat codet seperti bekas luka di pipinya. Peringainya agak galak sepertinya. Ibumu sesekali datang dan menghampiriku. Dia baik dan hangat yah. Aku dibuat nyaman dirumahmu. Lalu aku mulai mencari-cari, yang mana ya adik perempuanmu. Harusnya dia sudah besar sekarang. Aku mengingat-ingat lagi sambil tetap mencuci. Hmm bukannya dia hanya dua bersaudara yah, bukan tiga. Oh iya berdua, bagaimana bisa aku sampai lupa.




Hei,
terimakasih ya kamu mau mengundangku kerumahmu.
Entah sengaja atau tidak sengaja kau membukakan pintu untuk dapat mengenalmu malam itu.
Semoga aku bisa datang lagi suatu hari.

Ular

Kamu terbangun di pagi muda
Sehingga pun aku
Tak ingat kapan hanyut lagi

Bersama di sebuah jalan 
Aku menantimu yang sedang terpaku di depan sebuah bangunan
Lalu aku melihat mata lain yang memandangmu 
Ular di depan pintu 
Seperti ada dua, tetapi hanya satu yang bergelora 
Aku memperingatimu segera

Terlambat, 

Ular tersebut melingkar di kaki kananmu 
Aku mundur menuju jalan raya 
Karena ular tersebut juga mengincarku 
Bergerak sigap ke tubuh 
Panik, aku lari ke seberang


Aku menemukan diriku lolos dan sedang memelukmu
Di atas seprai biru yang saat ini berbantal dua
Dan pagi masih saja belum menua.

14.3.12

O

Ternyata benar bumi itu bulat
Tak punya sudut yang bisa menjatuhkan perahu dari meja raksasa
Pilihannya hanya tenggelam atau mengambang
Semuanya bercampur aduk dalam satu perut
Lingkaran
Berputar
Nol besar
Seperti aku
Seperti kamu
Seperti manusia di titik nol
Makhluk-makhluk pencarian


Merasa penuh lagi merasa kosong
Merasa lapar lagi merasa kenyang

WITHOUT fear OF BEING HAPPY

Bahkan di dunia yang sepenuh ini
banyak manusia yang merasa sepi

Apakah tembok-tembok itu hanya dilihat oleh mata
Sementara sulit sekali untuk menyekat rasa
Yang mana tertawa karena sedih dan yang mana menangis karena senang
Seperti perasaan ketika memelukmu,
Tak tahu apakah itu bahagia atau takut kehilangan

Aku menggenggam kebahagiaan
Dan tak kusangka,
kebahagiaan ini menakutkanku