Kamu terbangun di pagi muda
Sehingga pun aku
Tak ingat kapan hanyut lagi
Bersama di sebuah jalan
Aku menantimu yang sedang terpaku di depan sebuah bangunan
Lalu aku melihat mata lain yang memandangmu
Ular di depan pintu
Seperti ada dua, tetapi hanya satu yang bergelora
Aku memperingatimu segera
Terlambat,
Ular tersebut melingkar di kaki kananmu
Aku mundur menuju jalan raya
Karena ular tersebut juga mengincarku
Bergerak sigap ke tubuh
Panik, aku lari ke seberang
Aku menantimu yang sedang terpaku di depan sebuah bangunan
Lalu aku melihat mata lain yang memandangmu
Ular di depan pintu
Seperti ada dua, tetapi hanya satu yang bergelora
Aku memperingatimu segera
Terlambat,
Ular tersebut melingkar di kaki kananmu
Aku mundur menuju jalan raya
Karena ular tersebut juga mengincarku
Bergerak sigap ke tubuh
Panik, aku lari ke seberang
Aku menemukan diriku lolos dan sedang memelukmu
Di atas seprai biru yang saat ini berbantal dua
Dan pagi masih saja belum menua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar