25.5.12
31.3.12
Dua kerajaan
Belum juga usai berperang
Para serdadu masih saja berjuang
Seperti yang tak pernah berhenti dituliskan
oleh darah dan tinta
Memenuhi kitab dan buku-buku tubuh
Mengakar di tempat kita berpijak
Dua kerajaan
yang tak pernah berhenti menjatuhkan
Anakku adalah punyaku
Dan anakmu adalah musuhku
APRIL
Lucu sekali rasanya.
Aku merasa ujung jariku dingin.
Jantungku berdebar.
Perutku mual.
Dadaku panas.
Kepalaku pusing.
Merinding di tiap sisi.
Tapi ini bukan marah.
Aku tak tahu ini apa,
tapi aku mencoba menjabarkannya.
Rasanya seperti
Lega.
Kecewa.
Tak rela.
Salah.
Benar.
inilah kebenaran
Aku merasa sempit dan merasa luas secara bersamaan.
Aku mencoba pasrah dan tidak menentang apa yang ada di pikiranku.
Dan ternyata,
aku baik-baik saja
Masih ada disini, ditempat yang sama
Menerima apapun yang diberikan
Mensyukuri rezekiku saat ini
Dan merelakan rezeki mereka saat lalu
Aku merasa ujung jariku dingin.
Jantungku berdebar.
Perutku mual.
Dadaku panas.
Kepalaku pusing.
Merinding di tiap sisi.
Tapi ini bukan marah.
Aku tak tahu ini apa,
tapi aku mencoba menjabarkannya.
Rasanya seperti
Lega.
Kecewa.
Tak rela.
Salah.
Benar.
inilah kebenaran
Aku merasa sempit dan merasa luas secara bersamaan.
Aku mencoba pasrah dan tidak menentang apa yang ada di pikiranku.
Dan ternyata,
aku baik-baik saja
Masih ada disini, ditempat yang sama
Menerima apapun yang diberikan
Mensyukuri rezekiku saat ini
Dan merelakan rezeki mereka saat lalu
# 55
Jangan sampai Jawa dalam darah ini luruh
Tanah yang penuh gemuruh
Dari ujung jari hingga ujung rambut
Rantai-rantai emas tenggelam dalam laut
Tanah yang penuh gemuruh
Dari ujung jari hingga ujung rambut
Rantai-rantai emas tenggelam dalam laut
Langganan:
Postingan (Atom)