21.11.09

@};-


Matamu sungguh menawan
Ketika senja memerah di rumah putih di puncak bukit yang disampingnya pohon pinus
Sore yang menyenangkan
Cerita-cerita tentang masa lalu
Secangkir teh pepermint hangatkan suasana
Sekejap sejarahmu terungkap dalam sapuan pasir yang panas
Jelaga itu berkarat
Oh hujan yang deras isilah tanah keringku agar bisa menjadi lautan Aru
Menenggelamkan berjuta bintang
Hujan terakhir di bulan Agustus melayukan serpihan kenangan
Perutku mual dipenuhi kupu-kupu terlalu harum hingga membutakan indra mengacaukan lalulintas semesta
Burung yang kau tangkap sisakan aroma wangi
Akupun berpura tak mengerti
Aku melihatmu dan akan selalu mengamatimu bak buah merah yang terdapat di ruang yang kosong
Apakah kau menyesal sewaktu bicara sore itu,
Aku tau dari wajahmu yang kau palingkan terhadap bukit di cakrawala hatimu
Lenyapkan suara jangkrik dari tanaman lalu menggantinya dengan derau topan
Sayang pohon itu berbunga dan kemudian kayunya tertiup angin
Kamu pun tau apa yang kau rasakan
Tumpukan jerami basah, kaos kaki berjamur, remah roti di sofa, ranjang yang lembab menemanimu sekarang
Setidak-tidaknya aku masih ingin hidup bersamamu dalam tahun-tahun kedepan
Jujur aku benci ketika kamu berkata jujur dan kadang kebohongan terbesar adalah kenyataan
Menghabiskan sisa dan cerita tentang pertengkaran yang mempererat perasaan kita
Bukankah seperti kau ketahui bahwa ..
Amin-amin-amin, terjadilah apa yang akan terjadi



3rd droom
Ksgn-18.11.9

Tidak ada komentar: